Sukitman dikenal sebagai Ajun Komisaris Besar Polisi. Sukitman dikenal sejarah karena jasanya dalam menemukan jenazah tujuh orang perwira TNI AD di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur saat itu.
Sosok Sukitman dalam Sejarah
Dilansir dari Tempo.com, Modul Sejarah Juang Polri dan Brimob menuliskan Sukitman lahir di Desa Cimanggu, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Di usian ke 18 tahun, Sukitman mantap pergi merantau ke Jakarta untuk mengikuti ujian seleksi masuk menjadi polisi di Sekolah Polisi Negara di Kramat Jati, daerah Jakarta Timur dan dinyatakan lolos selesi pada tahun 1961.
Sukitman kemudian menyelesaikan pendidikan sekolah polisi pada Januari 1963 dan resmi dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II, yakni pangkat terendah kepolisian tahun 1963. Sukitman melanjutkan karir sebagai polisi dengan tugas pertamanya di Markas Polisi Kebayoran, Jakarta, sebagai sabhara.
Sukitman dan Peristiwa G30S
Diceritakan ,30 September 1965 malam, Sukitman saat itu tengah menjalankan tugas patroli di Kawasan Blok M. Saat bertugas sontak ia mendengar suara letusan tembakan yang tidak hanya sekali. Sukitman lantas bergegas mencari dimana suara tersebut berasal. Ternyata sumber suara berasal dari rumah Brigadir Jenderal DI Panjaitan.
Sukitman mendapati beberapa orang menculik Jenderal DI Panjaitan. Ia lantas mencoba menghadang dan sempat ikut diculik oleh kelompok bersenjata tersebut. Sukitman dibawa pula menuju lubang Buaya dan menjadi saksi kunci bagian dari penculikan dan pembunuhan jenderal-jenderal TNi masa itu.
Sukitman tidak lantas ikut dibunuh,namun ia dibawa ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma hingga Markas Cakrabirawa. Setelah peristiwa terjadi,Sukitman yang lolos menceritakan situasi pada saat G30S kepada Kolonel Sarwo Edhi Wibowo. Selanjutnya ia bersama RPKAD mendatangi sumur Lubang Buaya dan menemukan korban.
Sukitman dijadikan Sersan Mayor pada tahun 1980. Ia bertugas jadi bagian dari Detasemen Patroli Pengawal pada tahun 1983. Sukitman meninggal dunia pada 13 Agustus 2007 dalam usia 64 tahun. Sukitman menjadi sosok polisi yang jadi saksi hidup kejinya peristiwa saat itu.